Kamis, 27 September 2012

Gender

-->
§  Gender sebagai fenomena social budaya diartikan sebagai dampak social yang muncul dalam suatu masyarakat karena adanya pembedaan atas dasar jenis kelamin.
(Dr. Umi Sumbulah, M. Ag, dkk, Spektrum Gender : Kilasan Inklusi Gender di Perguruan Tinggi, UIN-Malang Press, 2008,hal. 8-9)
§  Gender merupakan kesadaran yang ada dalam suatu masyarakat bahwa hal-hal yang berasal dari pembedaan jenis kelamin sifatnya socio-cultural.
(Dr. Umi Sumbulah, M. Ag, dkk, Spektrum Gender : Kilasan Inklusi Gender di Perguruan Tinggi, UIN-Malang Press, 2008, hal. 10)
§  Gender sebagai fenomena social budaya diartikan sebagai dampak social yang muncul dan kesadaran yang ada dalam suatu masyarakat karena adanya pembedaan atas dasar jenis kelamin serta hal-hal yang berasal dari pembedaan jenis kelamin sifatnya socio-cultural.
(Rizki Amelia Septanti, Malang, 09 Oktober 2011)

Secara biologis alat-alat kelamin antara laki-laki  dan perempuan tidak dapat dipertukarkan, hal ini merupakan kodrat dan ketentuan Tuhan (Fakih, 2006: 8).

John M. Echols & Hassan Sadhily mengemukakan kata  gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (Rahmawati, 2004: 19). Secara umum, pengertian  Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan  perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.

Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.

Selanjutnya Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah  gender  dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan.

Selain itu, istilah gender merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan (Rahmawati, 2004: 19).

Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Moore (Abdullah, 2003: 19) mengemukakan bahwa  gender berbeda dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan  perempuan yang bersifat biologis. Istilah  gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial).  Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Dari beberapa penjelasan mengenai seks dan gender di atas, dapat dipahami bahwa seks merupakan pembagian jenis kelamin berdasarkan dimensi biologis dan tidak dapat diubah-ubah, sedangkan  gender merupakan hasil konstruksi manusia berdasarkan dimensi sosial-kultural tentang laki-laki atau perempuan.
 

Anak jalanan

Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.
Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.
Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.
Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja dijalana, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Profil sebagai anak jalanan akan selalu melekat pada setiap manusia yang menggantungkan hidupnya pada keadaan yang tidak tentu setiap harinya..
Apakah mereka akan senantiasa menjadi seperti itu ketika keadaan zaman yang semakin global dan semakin tidak terkendali seperti ini....
Dapat dikatakan saat ini bahwa siapa yang mengikuti arus maka akan terhanyut dengan aliran tersebut...Ketika harus melawan pun rasa mustahil tanpa ada bantuan dari luar....
Begitulah nasib anak jalanan yang mendapatkan perhatian dari sedikit volunteer saja...
1:3 volunteer dengan jumlah anak jalanan yang menggantungkan kehidupannya di jalan.

Perempuan Masih Dibelit Ketidaksetaraan

BKOW Kalbar Evaluasi Program Kerja
|


Kehidupan perempuan Indonesia dalam keluarga, komunitas, dan politik maju pesat.
“Namun juga harus diakui, masih tetap ada ketidaksetaraan dalam akses dan perolehan manfaat dalam pendidikan, kesempatan kerja, status sosial, pendapatan, dan kekuasaan. Karena itu, pemberdayaan dan penegakan hak-hak perempuan di berbagai ranah kehidupan tetap menjadi agenda penting,” kata Wakil Ketua Dewan Penasihat BKOW Provinsi Kalbar, Karyanti Christiandy, pada acara Rapat Kerja Badan Kerja Sama Organisasi Wanita Provinsi Kalimantan Barat, di Balai Petitih, Jumat (4/5).
Menurut ibu satu anak itu, berbagai mekanisme dan kebijakan yang dibuat pemerintah sudah seharusnya diciptakan untuk mengurangi kesenjangan. Namun cita-cita untuk menghapus kesenjangan gender akan sulit diraih jika hanya mengandalkan melalui kelompok komunitas. Organisasi-organisasi wanita seperti BKOW, organisasi anggota, dan GOW, adalah agen perubahan utama menuju kehidupan yang lebih berkualitas untuk perempuan itu sendiri.
”Ada tiga alasan mengapa organisasi wanita harus terlibat aktif dalam pencapaian tujuan pembangunan millennium antara lain: Mempresentasikan suara perempuan itu sendiri, bertindak sebagai teladan, dan untuk menyediakan perspektif kebijakan alternatif sesuai dengan kondisi spesifik di daerah atau komunitasnya,” jelasnya.
Melalui evaluasi itu, lanjut Karyanti, dapat dilakukan koordinasi program kerja berkala. Salah satunya dengan meningkatkan silaturahmi antara BKOW Kalbar dengan GOW kabupaten/kota se-Kalbar.
Sementara, Kepala Biro Kesejahteraan Sosial, Tri Nugroho Susanto, mengatakan, keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak tidak hanya tergantung pada pemerintah secara berjenjang, namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Dalam hal ini, kata Nugroho, BKOW sebagai organisasi masyarakat yang ada di masyarakat dapat berkiprah dan mengambil peran dalam pembangunan.
“Melalui rapat kerja ini, saya berharap BKOW dapat melaksanakan program kerja yang telah disusun secara maksimal dan bersinergi dengan lembaga pemerintah terkait program BKOW,” pinta Susanto.
 

Stand Up for Love

There are times I find it hard to sleep at night
We are living through such troubled times
And every child that reaches out for someone to hold
For one moment they become my own

And how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second and every minute another soul is gone

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

Then we all stand together this one time
Then no one will get left behind
And stand up for life
Stand up and here me sing
Stand up for love
I'm inspired and hopeful each and everyday
That's how I know that things are gonna change

So how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second and every minute
Another soul is gone

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up for love
And it all starts right here
And it starts right now
One person stand up
And the rest will follow
For all the forgotten
For all the unloved
I'm gonna sing this song

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
 Stand up and sing
Stand up for love
For love
For love 

Senin, 30 Januari 2012

jawaban UAS ADM. PERKANTORAN

NAMA                                   : RIZKI AMELIA SEPTANTI
NIM                                        : 2010210043
PRODI                                   : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS                          : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
MATA KULIAH                  : ADMINISTRASI PERKANTORAN
DOSEN                                  : SUGENG RUSMIWARI
1.] a. Administrasi pada hakekatnya adalah mengerahkan kegiatan-kegiatan kita secara terus-menerus menuju tercapainya tujuan, dan mengendalikan sumber-sumber daya  beserta gerak-gerik pemanfaatannya sesuai dengan peraturan-peraturan dan rencana kita. Administrasi sebagai ilmu pengetahuan (science) baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi adminitrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi merupakan suatu  fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu cabang dari ilmu-ilmu Sosial. Pengembangan di bidang administrasi  dalam rangka peningkatan kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja diperuntukkan dalam lingkungan 1 pemerintahan saja, tetapi juga bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok "applied sciences", karena manfaatnya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan mutu berbagai kehidupan bangsa dan negara. Sedangkan administrasi dalam praktek atau sebagai suatu seni pada jaman modern ini merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara terus menerus, agar administrasi sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan benar-benar dapat berperan seperti yang diharapkan. Siagian (1989) mengungkapkan Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru  karena ia timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai seni merupakan  social phenomenon. Perlu dijelaskan bahwa administrasi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
b. Sumber daya adalah segala apa yang merupakan sumber kekuatan bagi orang yang melakukan usaha atau daya upaya, yakni terutama: manusia (personil), uang, dan alat, pesawat, mesin, gedung dan sebagainya.( Prajudi Admosudirdjo,  1985, H.23).
Sumber Daya yang dapat dioptimalkan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
c. Penduduk Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Untuk mengembangkan sumber daya manusia, perlu juga diingat bahwa ada beberapa hambatan yang tentu akan dihadapi. Secara garis besar hambatan itu ada dua, hambatan dari dalam dan hambatan dari luar. Akan tetapi menurut perhitungan World Bank, untuk negara berkembang seperti Indonesia, hambatan dari dalam lebih besar pengaruhnya. Pada tahun 1971 hingga 1990, kenaikan proporsi penduduk yang berpendidikan cukup baik. Namun kita sadar bahwa angka yang telah dicapai tersebut belum memuaskan. Disamping masih ada sebagian yang belum mengenyam pendidikan formal, kebanyakan usianya lanjut, proporsi yang pendidikannya rendah cukup besar (Sunarto, 1992).
Pemecahan untuk menghadapi tantangan perubahan yang besar tersebut tidak ada cara lain bagi bangsa Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam penguasaan informasi, teknologi, dan pasar internasional. Cara yang sederhana akan tetapi sukar dan butuh waktu untuk dilakukan adalah mengubah secara mendasar sumber daya manusia Indonesia dengan mengubah potensi yang rendah menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Selain ituSolus Pendidikan dan Pelatihan. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli yang berkenaan dengan pendidikan dan pelatihan. Notoatmodjo (1992) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat (pendidikan dan pelatihan). Unit yang menangani pendidikan dan pelatihan pegawai lazim disebut PUSDIKLAT (Pusat pendidikan dan Pelatihan). Simanjuntak mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja.
2.] a. Fungsi pengendalian pada pemimpin berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu `tau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin.
b. Hipotesis etika, organisasi dan kepemimpinan dapat dipadukan dengan baik dalam sistem dan prosedur administasi perkantoran yang ada. Ketika seorang pemimpin dalam organisasi memiliki etika yang baik dan benar maka sistem dan prosedur akan berjalan efektif.  Penerapan etika dalam sistem dan prosedur, akan membuat organisasi dan jalannya proses kepemimpinan berjalan efektif. Administrasi perkantoran secara tidak langsung telah terlibat juga ketika kita berorganisasi. Sistem dan prosedur pun tidak akan terlepas juga. Oleh karena itu jika pemaduan etika kepemimpinan dalaam sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar dan pas sesuai fungsi masing-masing maka sistem dan prosedur itupun akan berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Hambatan untuk menjadikan kantor sebagai rumah kedua adalah sebagai berikut:
- Kondisi kerja yang selalu berada di bawah tekanan
- Ketidakjelasan tugas yang diberikan
- Kurangnya perencanaan kerja
- Adanya ancaman di kalangan karyawan
- Teriakan dan makian para konsumen
- Teman kerja yang selalu mengganggu
- Ketidaknyamanan fisik, seperti suara mesin yang ribut, ventilasi yang kurang dsb.
3. a. Jadi, seseorang yang terlibat didalam suatu organisasi secara tidak langsung juga termasuk kedalam administrasi perkantoran. Sebab jika kita memperhatikan berdasarkan pengertian administrasi menurut The Liang Gie (1980) menyatakan bahwa administrasi
adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan
oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Dari pengertian tersebut dapat kita kerucutkan bahwa administrasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling berkaitan dan saling mengalami ketergantungan. Pengambilan keputusan oleh pemimpin dengan berdemensi pada kebijakan public dapat dikatakan sebagai suatu hal yang cukup bermakna namun dalam pelaksanaan teknis cukup membuat otak berputar hingga puluhan kali. Sebab pengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh pemimpin merupakan kewenangan dari pemimpin untuk memutus suatu hal meskipun tanpa ada kompromi terlebih dahulu. Jadi, pada hakekatnya organisasi merupakan lingkup pengaplikasian dari adminstrasi perkantoran yang dilakukan oleh leader maupun follower  yang pengambilan keputusan tetap pada leader.
b. 1. Pendekatan Sifat. Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.
2. Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang  penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.
3. Pendekatan Kontingensi Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal  untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda. 
c. Menurut Allport (seorang ahli psikologi), kepribadian adalah kesatuan organisasi dinamis dari sisitem psikofisis yang unik (khas) pada diri individu yang turut menentukan cara penyesuaian diri terhadaplingkunganya.  Sigmund freud (1856-1939), seorang ahli psikologi berkebangsaan jerman, menyebutkan bahwa kepribadian (jiwa) dibentuk oleh tiga kekuatan, yaitu id (ech), superego (uber ich), dan ego (ich). Id (nafsu/keinh\ginan)berisikan dorongan primitif yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan/hasil balajar, seperti dorongan seks, agresif, amarah, dan hal-hal yang bersifat traumatic. Id berada pada alam ketidaksadaran yang kemunculanya sukar dikendalikan.   Superego  (akal/pikiran sehat) berisikan dorongan-dorongan untuk berbuat baik sebagai hasil balajar terhadap kebudayaannya. Superego berfungsi sebagai filter yang tugasnya menyaring dan mengawasi dodongan-dorongan yang berasal dari id.Ego (perilaku) adalah system energi yang langsung berhubungan dengan dunia luar.  Apabila ego lemah sehingga dikuasai oleh id, maka individu akan mengalami psikopati  (dikuasai oleh dorongan primitif, sehingga suka melanggar norma). Sebaliknya, bilaegodikuasai oleh superego, maka individu itu akan mengalami neurosis (tidak dapatmenyalurkan dorongan primitifnya, sehingga hidupnya merasa tertekan). Begitu pula ketika seorang pemimpin sedang dalam situasi pengambilan keputusan, maka standar yang harus diberikan yaitu sesuai dengan siatuasi yang terjadi ketika itu. Pemimpin pun ketika dia harus ,mengambil keputusan dan orientasinya hanya pada tugas dan fungsinya, itu tidak dapat disalahkan, sebab dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa pemimpim tersebut sadar akan tugas dan fungsinya.
4. a. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam merumuskan, menyusun dan menetapkan kebijakan senantiasa didasarkan pada pendekatan prosedur dan keluaran (out put), serta dalam prosesnya menyandarkan atau berlindung pada peraturan perundang-undangan atau mendasarkan pada pendekatan legalitas. Pengertiannya, dalam proses merumuskan, menyusun dan menetapkan kebijakan, kurang optimal melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan di lingkungan birokrasi, maupun masyarakat). Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik menurut paradigma good governance, dalam prosesnya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Paradigma good governance, mengedepankan proses dan prosedur, dimana dalam proses persiapan, perencanaan, perumusan dan penyusunan suatu kebijakan senantiasa mengedepankan kebersamaan dan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Tugas anggota dalam suatu organisasi baik itu follower ataupun leader adalah memberikan pelayanan yang baik pada publik agar tercipta suatu keharmonisan dalam berorganisasi dan bila dalam ruang lingkup yang besar maka dapat mencapai suatu pemerintahan yang baik.
b. Bila berdasarkan pada konsep diatas, pengembangan karir dapat dilakukan dan dapat berjalan dengan efektif. Sebab jika kita perhatikan lagi terkait konsep tersebut ” tugas anggota organisasi mulai dari Top............Good Governance”, kita dapat mengambil suatu simpulan bahwa anggota organisasi (Follower&Top Leader) menyadari akan posisi, peran dan fungsinya. Oleh karena itu, suatu pelayanan prima atau pelayanan yang sebaik-baiknya dapat dilakukan dengan efketif dan sesuai dengan tujuan utama. Dan puncak dari keberhasilan pelayanan prima tersebut yaitu good organization dan good governance. Jadi, pada intinya konsep diatas cukup bagus.
c. -


Dengan dan melalui analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa pada kira-kira tahun 1300 SM, bangsa Mesir telah mengenal Administrasi. Max Webber, seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “De Officiis dan “De Legibus”nya Marcus Tullius Cicero; dan abad 17 di Prusia, Austria, Jerman, dan Prancis, dengan Kameralis, yang mengembangkan ilmu Administrasi Negara, misalnya system pembukuan dalam hal Administrasi Keuangan Negara, Merkanitilis (sentralisasi ekonomi dan politik) dan kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu 1550-1700-an.
Awal Pemikiran administrasi awalnya dikuasai oleh nilai-nilai budaya yang anti bisnis, anti prestasi, dan sebagian besar anti manusia. Indusrialisasi tidak bisa muncul apabila orang-orang harus menjadi pusat-pusat mereka dalam hidup, bila raja-raja yang dikuasai oleh pusat, mendikte, dan bila orang-orang dihimbau untuk mengambil tidak bermaksud untuk pemenuhan yang individu di dunia ini tetapi untuk menantikan seseorang yang lebih baik. Di depan revolusi industri, Masyarakat-masyarakat dan ekonomi adalah sangat utama dan statis, dan nilai-nilai politis melibatkan pengambilan keputusan yang secara sepihak oleh sebagian orang otoritas pusat. Walaupun beberapa awal gagasan untuk manajemen yang muncul, mereka sebagian besar dilokalisir. Organisasi-organisasi bisa menjadi kekuasaan raja, di pendekatan dogma bertujuan untuk setia, dan disiplin ketat ala militer. Ada sebagian kecil atau tidak ada untuk mengembangkan satu badan formal dari manajemen yang dipikirkan di bawah ini bukan keadaan yang terindustrialisasi.
Adapun puncak analisis ilmiah (scientific analysis) mengenai fenomena administrasi berdasarkan fakta sejarah dimulai pada akhir abad ke 19 dengan munculnya gerakan manajemen ilmian “Scientific Management” yang diperoleh oleh Frederick Winslow Taylor (1856-1925) sekaligus memberikan identitas “ilmu” bagi Administrasi yang kemudian disempurnakan dengan munculnya berbagai teori dan pendekatan bagi studi administrasi, seperti teori dan pendekatan birokrasi, hubungan manusia (human relation), teori pendekatan dan perilaku, pendekataMasa perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya tahun 1886 sampai sekarang telah menjalani empat masa, yaitu :
1. Masa pertama disebut survival period (1886-1930). Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.
2. Masa kedua disebut consolidation and completion period (1930-1945). Dalam masa ini asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih disempurnakan. Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
3. Masa ketiga disebut human relations period (1945-1959). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi (dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula ditulis pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan kerjasama mereka.
4. Masa keempat disebut behavioral period (1959-sekarang). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan terhadap penyelidikan mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan kontingensi (contingency approach).
Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan tentang Administrasi. Adapun pengertian dari Administrasi menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul secaras sistemasi. Sedangkan pengertian Administrasi sebagai “Seni” adalah merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan.
Adapun pengertian luas dan sempit dari Administrasi adalah :
Administrasi dalam arti sempit, yaitu berasal dari kata “administratie” (bahasa Belanda) yang meliputi kegiatan: catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas, yaitu dari kata “administration” (bahasa Inggris). Administrasi merupakan kegiatan dari pada kelompok yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan.

Kamis, 26 Januari 2012

Jawaban UAS metode Penelitian


Nama                                       : Rizki Amelia Septanti
NIM                                        : 2010210043
Prodi                                       : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas                                   : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Mata Kuliah                            : Metode Penelitian
Dosen                                      : Sugeng Rusmiwari
1.)a. Manusia dalam mencari kebenaran melalui :
·         Melalaui penemuan secara kebetulan. Penemuan secara kebetulan tidak dapat dipakai pada cara bekerja ilmiah. Karena sesuatu yang didapat secara kebetulan berada dalam posisi yang tidak pasti, datangnya tidak dapat diperhitungkan secara berencana, sifatnya pasif dan menanti, sehingga menyebabkan cara kerja tidak efektif dan juga tidak efisien. Pengetahuan berkembang sangat lambat, selambat kebetulan yang membawa kebenaran.
·         Melalui trial and error.  Dalam usaha mencari kebenaran dan jawaban atas masalah yang dihadapinya, manusia mencoba dan bila usahanya gagal ditinggalkan, dan mencoba lagi yang lain utuk mencari jawaban yang diinginkan. Melaluui cara ini, ada sikap untung-untungan, hampir sama dengan cara penemuan secara kebetuulan. Akan tetapi pada trial dan error ada sedikit kelebihan, yakni adanya sejenis usaha yang aktif, mencoba dan terus mencoba ketika usahanya gagal, sampai akhirnya usahanya berhasil menemukan sesuatu yang benar karena bisa memecahkan masalahnya.
·         Melalui penelitian ilmiah. Metode penelitian ilmiah adalah cara yang dipandang sebagai cara mencari kebenaran secara ilmiah. Penelitian ilmiah merupakan penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Karena cara penelitian hanya akan menarik dan membenarkan suatu kesimpulan, apabila sudah ada bukti-bukti yang meyakinkan, melalui prosedur yang sistematis dan jelas, serta teah diuji kebenarannya.
b. Ciri-ciri penelitian ilmiah menurut Sanafiah dan Guntur,1982,hal:28-32 disunting dari buku John N best:
a.       Suatu kerja penelitia, dirancang dan diarahkan guna memcahkan suatu masalah tertentu, bisa berpa jawaban terhadap suatu masalah atau menjelaskan hubungan-hubungan antar varabel yang menjadi fokus penelitian.
b.      Tekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip serta teori-teori, sehingga hasilnya nilai dan deskripsi.
c.       Berangkat dan bermuara pada masalah/obyek yag dapat diobservasi, sehingga bangunan ilmu pengetahuan yang dihasilkan bukanlah buah dari ilham atau dogma, tetapi buah veifikasi empiris.
d.      Memerlukan observasi dan deskripsi yang akurat.
e.       Berkepentingan dengan penemuan baru, jadi tidak sekedar mensintesa atau mengorganisir hal-hal yang telah diketahui sebelumnya.
f.       Mesti dirancang secara teliti prosedur-prosedurnya dan rasional.
g.      Menuntut keahlian dari peneliti.
h.      Diwarnai oleh upaya obyektif dan logis.
i.        Menuntu kesabaran dan tidak dilakukn secara tergesa-gesa.
j.        Pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara amat hati-hati.
k.      Terkadang menuntu keberanian.
c. Penekanan pada point h yaitu diwarnai oleh upaya obyetif dan logis. Sebab sikap obyektif dan logis menjadi hal yang amat penting dalam pemecahan masalah / pemberian solusi. Selain itu yang berkaitan dengan penelitian ilmiah harus bersifat masuk akal, tidak bisa mengada-ada terkait dengan hal-hal ilmiah. Oleh karena itu sikap obyektif atau tidak memihak sangat dibutuhkan dan melakukan sesuatu berdasarkan rasional atau logis juga dibutuhkan untuk menetukan keilmiahan sesuatu.
2.) a. Tujuan pokok tiap penelitian ialah untuk mencari jawaban permasalahan yang diajukan. Dengan pertimbangan apa, bagaimana, untuk mengetahui, menggambarkan, mencari perbeaan, mengidentifikasi dan mengetahui bagaimana hubungan x dan y.
b. Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
Contohnya :
Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :
  • Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X.
  • Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi PT. X dalam meningkatkan kinerja pegawainya, khususnya melalui perspektif motivasi dan kompensasi.
3.) a. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sebab jika kita melihat bahan kajian masalah kepemimpinan integrative dengan sikap apatisme masyarakat, maka kita melihat lagi pada pola pikir yang digunakan pada penelitian ini ialah pola piir deduktif yang berusaha untuk memahami suatu fenomena dengna cara menggunakan konsep-konsep yang bersifat umum, yang abstrak untuk mencari hal-hal yang bersifat khusus dari fenomena yang diteliti. Pola pikir ini mengejar yang teratur, yang teramati, empiris sensual, menggunakan logika matematis dan membuat generalisasi yang dikonstruksi dari rerata keragaman individula. Nah, berkaitan dengan hal itu kita tidak hanya mendengarkan dari satu sampel saja namun mengambil dari beberapa sampel yang disebut dalam pengumpulan data untuk variabel sikap apatisme masyarakat. Selain itu keakuratan dalam pengumpulan data juga dapat diperoleh oleh periset selain itu terlalu memaan banyak waktu dalam melakukan riset di lapangan nantinya.
     b. Kekurangan penelitian kuantitatif:
1. Lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positivism, yang bertitik tolak dari fakta social yang ditarik dari realitas obyektif, dismaping asumsi teoritis lainnya
2. Tujuan penelitian kuantitatif mencari sebab akibat
3.Mencoba mengurangi kesalahan (reduce error) pengamatannya melalui desain eksperimental atau korelatif untuk sampai pada kesimpulan yang obyektif.
4. Mencoba mendalami dan menerobos gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya.
5.Menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti permasalahan sebagaimana disajikan oleh situasinya.
6. Melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu.
7. Pengamat harus mengetahui apa yang menjadi cirri sesuatu itu.
8. Mencacat, menghitung, perhitungan persentase, rata-rata, perhitungan statistic, dst.
9.Melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas.
(sugeng rusmiwari,2011)
Kelebihan penelitian kuantitatif:
-          Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan data teks yang bersifat subyektif. Realitas yang dipelajari dikonstruksikan sesuai dengan nilai sosial partisipan (subyek penelitian), oleh karenanya pemaknaan realitas sesuai dengan pemahaman partisipan (emik).
-          Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4.)a. Manfaat ditentukannya indikator pada variabel penelitian yaitu indikator merupakan tanda-tanda khusus atau petunjuk yang dimiliki oleh masing-masing variabel, sehingga berbeda dengan variabel lainnya. Jadi dengan ditentukannya indikator maka pemisahan variabel dapat dipermudah dan maksud dari tiap variabel pun dapat dipahami dengan mudah.
b. Angket terbuka: angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadannya.
Contoh : 1. Bagaimana pendapat anda tentang kondisi ruangan yang menjadi tempat perkuliahan anda saat ini?
2.      Bagaimana perasaan anda terkait dengan pelayanan yang diberikan dari kampus?
Angket Tertutup: angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengna kerakteristik.
Contoh : Apakah semua mahasiswa boleh memasuki ruang Laboratorium selain jadwal praktikum?
[ ] sangat boleh  [ ] boleh  [ ]   kurang boleh   [ ] tidak boleh  [ ] sangat tidak boleh
 Bagaimana pendapat anda tentang perubahan sistem pelayanan yang akan dilakukan ini. Lingkarilah satu dari lima jawaban yang tersedia.
Sangat setuju         setuju              kurang setuju               tidak setuju     sangat tidak setuju
1                           2                          3                                4                           5
5.) a. Manfaat Ditentukannya konsep teori dalam penelitian kuantitaif :
- Peneliti memiliki alasan yang kuat dari kacamata teoritis, tentang pentingnya penelitian itu dilakukan.
-  Karena konsep teori diperoleh dari kajian kepustakaan maka akan memberikan akses untuk membandingkan pokok masalah yang kita pilih dengan pokok masalah.
- Teori diposisikan sebagai perspektif yang diharapkan dapat membantu memahami pokok persoalan yang diteliti.
     b. Hipotesis alternative menunjukkan adanya perbedaan antara ekspektasi peneliti dengan data yang dikumpulkan, dirumuskan dalam format ha. Kepemimpinan da pelayanan publik merupakan dua konsepsi yang memiliki hubungan satu dengan yang lain. Kepemimpinan merupakan suatu sikap atau tindakan  mempengaruhi,mengajak, memotivasi orang lain. Sedangkan pelayanan publik merupakan suatu tindakan dimana kita melakukan pelayanan untuk memuaskan orang lain atau publik/masyarakat. Dalam suatu pelayanan membutuhkan seorang yang mmengatasi atau mampu memanajemen pelayanan tersebut yang disebut dengan pemimpin. Terkait dengan pelayanan publik itu sendiri yaitu melayani pada masyarakat maka pemimpin disini berperan aktif di atasnya sebagai pemawa kebijakan pelayanan. Namun meskipun proses kepemimpinan berjalan, pemimpin juga berperan dalam melakukan pelayanan publik itu sendiri. Jadi ketika berjalannya proses kepemimpinan, seorang pemimpin juga melakukan roses pelayanan sebab itu juga merupakan salah satu tugas menjadi seorang pemimpin. Begitupn dengna pelayanan publik yang sasaran utamanya yaitu masyarakat maka, ktika publik menyatakan keluhannya terkait dengna pelayanan yang tidak “enak” maka pemberi pelayanan tidak bisa istilahnya “protes” pada masyarakat. Namun penerima pelayanan pun juga tidak bisa serta merta mengklaim ketika tidak suka dengan hati maka pelayanan publik yang diberikan bermasalah. Namun, hanya saja, hingga saat ini pelayanan publik yang terjadi belum dapat berjalan dengan optimal dan pelayanan publik dengan kepemimpinan pun masih belum bisa berjalan beriringan agar tercipta suatu keserasian.  (www.scribd.com)
6.) a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian.(Subagyo,1999:87)
Sumber data sekunder adalah data kedua yang diperoleh peneliti setelah memperoleh data utama atau data primer.( Sugito,2009:132)
b. Kelebihan data primer:
            - Data primer memiliki kridibilitas relatif tinggi, sebab periset mampu mengontrol data yang akan digunakan dalam risetnya.
            Kelebihan Data sekunder:
-          Lebih hemat waktu dan hemat biaya periset.
-          Menjadi sumber data pembanding sehingga data primer dapat dievaluasi dan diiterpretasikan lebih mendalam.
-          Daya cakupnya dapat berskala nasioanl dan internasional.
-          Data dapat diperoleh diluar kemampuan periset.
(www.scribd.com, 23 januari 2012)
7.) A. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.
Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan penelitian, perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompok-kelompok tersebut akan hogomen dalam kelompoknya, tetapi kelompok-kelompok tersebut sangat heterogen diantara kelompkonya. Pada pemisalan sebelumnya, kelompok identik dengan Fakultas.
B. Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kualitati maupun kuantitatif, daripada karakteristi tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.(Arikunto:1998:115)
Contoh : Kompetensi pelayanan [ublik di Kantor Desa Tlogomas maka populasinya adalah seluruh warga tlogomas.
8.) a. Data yang dibutuhkan adalah :
Ø  Bagan struktur kepengurusan kantor
Ø  Daftar hadir pegawai
Ø  Jadwal pelayanan pada masyarakat
Ø  Daftar jenis pelayanan yang diberikan pada masyarakat
    b. - Bagan strutur kepengurusan Kantor : berupa gambar bagan yang terdapat di kantor.
       - Daftar hadir pegawai : berupa absensi pegawai untuk mengetahui kedisiplinan kehadiran.
       - Jadwal pelayanan pada masyarakat: berupa daftar atau catatan terkait dengan ketepatan dalam memberikan layanan.
       - Daftar jenis pelayanan yang diberikan pada masyarakat : berupa daftar atau catatan terkait dengan pelayanan apa saja yang diberikan pada masyarakat.
9.) – Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong,1991:3, menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
- Menurut Sudarto,1997:62, penelitian kualitatif adalah prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.
- Jadi kesimpulannya, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian dan penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.(Rizki amelia septanti,2012)